Selasa, 08 Maret 2016

PERHITUNGAN DOSIS SEDIAAN LEPAS LAMBAT




Perhitungan Dosis Obat Untuk Rancangan Sediaan Lepas Lambat
Jumlah obat dalam suatu bentuk sediaan lepas lambat yang dibutuhkan untuk memberikan kadar obat yang dipertahankan dalam tubuh ditentukan oleh farmakokinetika zat aktif, tingkat yang diinginkan dan lama kerja yang dimaksudkan. Secara umum, dosis total yang dibutuhkan (Dtot) adalah jumlah dosis pemeliharaan (Dm) dan dosis awal yang segera dilepaskan (Di) untuk memberikan tingkat terapi yang dibutuhkan dalam darah.
Dtot     = Di + Dm
Dalam praktik, Dm dilepaskan selama periode waktu tertentu dan besarnya adalah hasil perkalian td (durasi kerja) dan untuk mempercepat orde nol.
Dtot     = Di + .td
Dosis pemeliharaan (Dm) sebaiknya dilepaskan setelah Di menghasilkan konsentrasi zat aktif dalam darah yang sama dengan konsentrasi terapi (Cp). Tetapi, karena keterbatasan formulasi, Dm sebenernya mulai dilepaskan pada t = 0. Oleh karena itu,  Di sebaiknya dikurangi dengan jumlah bagian  Dm yang dilepaskan untuk menghindari kelebihan dosis (topping). Sehingga :
Dtot     = Di + .td
Dtot     = Db – (.tp) + .td
Untuk zat aktif yang mengikuti model satu kompartemen terbuka, kecepatan eliminasi (R) yang diperlukan untuk mempertahankan zat aktif pada tingkat terapi (Cp) adalah:
R        = k.Vd . Cp
harus sama dengan R untuk memberikan konsentrasi zat aktif yang stabil dalam darah. Persamaan dibawah ini memberikan perkiraan kecepatan pelepasan () yang diperlukan dalam formulasi.
R        = Cp. ClT
ClT adalah bersihan zat aktif. Dalam mendesain produk lepas lambat, Di akan menjadi dosis muatan (loading dose) yang akan menghasilkan konsentrasi zat aktif dalam tubuh ke Cp dan total dosis yang diperlukan untuk mempertahankan konsentrasi terapi dalam tubuh adalah :
Dtot     = Di + Cp.ClT.td
Banyak produk “sustained release” tidak memiliki dosis muatan (Di = 0). Jadi dosis yang  diperlukan untuk mempertahankan suatu konsentrasi terapi untuk t jam adalah :  
Dtot     = Cp.ClT. td
(Siregar, 2010)

Contoh Perhitungan :
Berapakah dosis suatu sediaan “sustained release” yang diperlukan untuk mempertahankan suatu konsentrasi terapetik 10 µg/mL untuk 12 jam? Dianggap t½ obat 3,46 jam dan Vd 10 L.
·          
 
                    








(Shargel & Andrew , 2006)

Kromatografi Kolom



Kromatografi kolom adalah kromatografi yang adsorbennya dimasukkan ke dalam tabung (pipa) kaca. Adsorben tersebut berupa padatan dalam bentuk tepung, contohnya alumina. Setelah pemisahan masing – masing komponen terdapat didaerah tertentu dalam tabung (Syukri, S.,1999).
 
Kromatografi kolom bertujuan untuk purifikasi dan isolasi komponen dari suatu campurannya. Metode pembuatan kolom terbagi menjadi 2 yaitu untuk metode kering, kolom pertama diisi dengan kering fase diam bubuk, diikuti dengan penambahan fase mobile. Metode basah, sebuah bubur disiapkan dari eluent dengan fase diam bubuk dan kemudian dengan hati-hati dituangkan ke dalam kolom. Lapisan ini biasanya ditutupi dengan lapisan pasir kecil atau dengan kapas atau wol kaca untuk melindungi bentuk lapisan organik dari kecepatan baru ditambahkan eluent. Eluent perlahan-lahan melewati kolom untuk memajukan bahan organik (Roy, 1991).

Pada prinsipnya kromatografi kolom adalah suatu teknik yang didasarkan pada peristiwa adsorpsi. Sampel yang biasanya berupa larutan pekat diletakkan pada ujung kolom. Eluen/ Fase gerak dialirkan secara kontinyu ke dalam kolom. Dengan adanya gravitasi atau karena bantuan tekanan maka eluen/fase gerak akan melewati kolom dan proses pemisahan akan terjadi. Fase gerak yang paling cocok untuk pemisahan harus ditentukan melalui kromatografi lapis tipis terlebih dahulu. Kecepatan pergerakan suatu komponen tergantung pada kemampuannya untuk tertahan atau terhambat oleh penyerap didalam kolom. Jadi suatu senyawa yang diserap lemah akan bergerak lebih cepat daripada yang diserap kuat (Sastrohamidjojo, H. 1991).

Keuntungan kromatografi kolom yaitu dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative, digunakan unruk menentukan jumlah komponen campuran digunakan untuk memisahkan dan purifikasi substansi. Kerugian kromatografi kolom yaitu untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik dan manual, metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama (time consuming) (Rahman, 2009).

Daftar Pustaka

Sastrohamidjojo, H. 1991. Kromatografi. Yogyakarta : Penerbit Liberty.
S.Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Penerbit ITB
Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S. 1991. Pengantar Kromatografi. Bandung : Penerbit ITB
Rahman,A.2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta : Graha Ilmu.