Sabtu, 27 Februari 2016

Video Cara Membuat Sediaan Sirup Obat Batuk (Farmasetika)

Video ini merupakan tugas matakuliah farmasetika untuk mengenalkan sediaan cair berupa sirup. Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa (C12H22O11), tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%, kecuali dinyatakan lain.

Watch and Download It
 
Video Cara Membuat Sediaan Sirup Obat Batuk 

Jumat, 26 Februari 2016

Penetapan Kadar Mn dan Cr secara simultan

Dalam analisis menggunakan spektrofotometer, ada beberapa senyawa yang tidak hanya dibaca dengan 1 l maksimum. Hal ini karena senyawa tersebut memiliki daerah serapan yang tumpang tindih dengan senyawa lain, sehingga harus dikerjakan secara simultan. Apabila tidak dikerjakan secara simultan hasil yang didapat tidak akurat karena absorbansi yang didapat bukanlah absorbansi senyawa secara spesifik. Dalam menetapkan kadar Mn dan Cr menggunakan spektrofotometer harus ditetapkan secara simultan. 
Berikut PPT mengenai Penetapan Kadar Mn dan Cr secara Simultan: 

DOWNLOAD PPT 



Selasa, 16 Februari 2016

Pemeriksaan Fisika Obat dan Granul



1. Pemeriksaan Fisika Obat Jadi meliputi :

a.   Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui keseragaman bobot tablet, berdasarkan bobot rata-rata penimbangan. Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang duplo 10 tablet atau 20 tablet untuk produk suplemen. Ditimbang secara satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Setiap tablet tidak boleh kurang atau lebih dari 5% bobot standar/bobot teoritis. Keseragaman bobot dilakukan untuk sediaan padat dan semi padat. 

b.  Waktu Hancur

Waktu hancur merupakan waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel - partikel penyusunnya bila kontak dengan cairan. Waktu hancur tablet juga menggambarkan cepat lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan. Uji waktu hancur tablet, dilakukan dengan menggunakan alat Disintegration Tester. Dimasukkan 6 tablet ke dalam tabung berbetuk keranjang, kemudian diturun naikkan tabung dalam medium yang sesuai dengan sifat fisik dan kimia obat (air, cairan asam lambung buatan, cairan usus buatan, buffer asetat, dll) dengan suhu antara 36-380C.
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas tabung berkawat kasa. Waktu hancur dikerjakan untuk sediaan padat (tablet, kaplet, kapsul, dan tablet bersalut).

c.   Kekerasan Tablet

Tujuan dilakukan uji kekerasan tablet adalah untuk memperoleh gambaran tetang ketahanan tablet melawan :
·      Tekanan mekanik (goncangan)
·      Tekanan pada saat pembungkusan, pengangkutan dan penyimpanan.
Alat yang digunakan untuk uji kekerasan tablet adalah Hardness Tester. Kekerasan tablet dikerjakan untuk sediaan padat (tablet dan kaplet). 

d.    pH

Derajat keasaman atau pH digunakan untuk menyatakan keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu zat. pH dapat diukur menggunakan kertas pH universal atau pH meter. Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Elekroda mengukur pH sebagai ion Hidrogen di sekeliling ujung elektroda tersebut. pH dikerjakan untuk sediaan cair dan semi padat dengan mencelupkan elektroda ke dalam sampel.

e.   Viskositas

Viskositas atau kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Semakin tinggi kekentalan maka semakin besar hambatannya. Pada penentuan viskositas, suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil pengukuran karena viskositas dapat berubah sesuai suhu. Secara umum viskositas akan menurun dengan naiknya suhu.  Viskositas dapat di ukur dengan alat viskometer. Salah satu contoh viskometer adalah Viscotester.
Viscotester adalah sebuah viskometer yang mendapatkan nilai viskositas dari sebuah motor silinder (spindle) yang berputar dengan kecepatan tertentu dalam cairan. Gaya gesek antara permukaan spindle dengan cairan akan menentukan tingkat viskositas cairan. Terdapat dua tipe yaitu viscotester VT-03 F dan viscotester VT-04 F. Viscotester VT-03 F digunakan untuk mengukur zat cair dengan viskositas rendah (2 – 300 cps), sedangkan viscotester VT-04 F digunakan untuk mengukur zat cair dengan viskositas tinggi (30 – 400.000 cps). Pengujian viskositas dilakukan untuk sediaan cair dan semi padat dengan memasukkan sampel  ke dalam wadah (berbentuk seperti beaker glass), spindle dipasang. Kemudian alat dihidupkan. Viskositas dapat langsung dibaca pada skala.

f.   Volume Terpindahkan

Uji ini dilakukan sebagai jaminan bahwa larutan oral dalam bentuk sediaan cair yang dikemas dalam wadah dosis ganda  jika dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume seperti yang tertera pada etiket. Volume sampel obat sediaan cair dipindahkan pada gelas ukur yang memiliki ukuran tidak jauh (lebih besar) dari volume sampel obat.

2. Pemeriksaan Granul meliputi :

  a. Distribusi Ukuran Partikel

Ukuran partikel bahan obat padat memiliki peranan penting dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek terapinya. Pengukuran partikel didasarkan atas penimbangan residu yang tertinggal pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk atau granul pada ayakan dari nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi yang digerakkan oleh mesin penggetar dengan waktu dan kecepatan tertentu. Istilah mesh adalah nomor yang menyatakan jumlah lubang tiap inchi.

b.   Bulk and Tapped Density

Pengujian bulk density dilakukan dengan menimbang sampel yang berupa serbuk (granul) dengan berat tertentu kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya. Sedangkan Tapped density dilakukan dengan menggunakan sisa hasil bulk density yang diletakkan pada alat Tapped Density Tester yang disetting dengan jumlah ketukan tertentu (umumnya 1000 ketukan), setelah diketuk, dibaca volumenya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat komprebilitas atau kemampatan dari granul yang akan dibuat obat.

Senin, 15 Februari 2016

SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis


Spektrofotometri merupakan salah satu cara analisis kimia berdasarkan pengukuran intensitas cahaya yang diserap oleh media (kuvet) dan zat, menggunakan instrument spektrofotometer UV-Vis. Besarnya intensitas cahaya yang diserap sebanding dengan tebal kuvet dan kepekatan zat, sehingga setiap zat akan memberikan intesitas yang berbeda-beda. Hukum yang mendasari adalah Hukum Lambert-Beer yang berbunyi “Apabila seberkas sinar monokromatis dengan intensitas I0 melalui suatu media yang transparan, maka sejumlah sinar akan diabsorpsi (diserap) It dan sebagian lainnya diteruskan dengan intensitas sinar I. Bertambahnya intensitas sinar yang diteruskan berbanding terbalik dengan ketebalan media dan konsentrasi larutan”.

Hubungan antara serapan absorbansi (A), konsentrasi (C), dan tebal media (t) dinyatakan dalam hukum Lambert-Beer



 

Keterangan : 
A = Absorbansi 
ɛ  = Koefisien absorptivitas molar 
C = Konsentrasi (mol/L) 
t   = Tebal media atau kuvet (cm)





Dari persamaan di atas maka besarnya absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi analit. Absorbansi akan bertambah bila konsentrasi analit semakin besar. 

Hubungan tersebut mendasari analisis kuantitatif zat dengan metode spektrofotometri. Hubungan transmitansi (T) dengan absorbansi (A) dinyatakan oleh persamaan: