a.
Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui
keseragaman bobot tablet, berdasarkan bobot rata-rata penimbangan. Uji
keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang duplo 10 tablet atau 20 tablet
untuk produk suplemen. Ditimbang secara satu persatu dan dihitung
bobot rata-rata tablet. Setiap tablet tidak boleh kurang atau lebih dari
5% bobot standar/bobot teoritis. Keseragaman bobot dilakukan untuk sediaan
padat dan semi padat.
b.
Waktu Hancur
Waktu hancur merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
hancurnya tablet menjadi partikel - partikel penyusunnya bila kontak
dengan cairan. Waktu hancur tablet juga menggambarkan cepat
lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan. Uji waktu hancur tablet, dilakukan
dengan menggunakan alat Disintegration Tester. Dimasukkan 6 tablet ke dalam tabung berbetuk
keranjang, kemudian diturun naikkan tabung dalam medium yang sesuai dengan
sifat fisik dan kimia obat (air, cairan asam lambung buatan, cairan usus
buatan, buffer asetat, dll) dengan suhu antara 36-380C.
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada
bagian tablet yang tertinggal di atas tabung berkawat kasa. Waktu hancur
dikerjakan untuk sediaan padat (tablet, kaplet, kapsul, dan tablet bersalut).
c.
Kekerasan Tablet
Tujuan
dilakukan uji kekerasan tablet adalah untuk memperoleh gambaran tetang
ketahanan tablet melawan :
· Tekanan
mekanik (goncangan)
· Tekanan
pada saat pembungkusan, pengangkutan dan penyimpanan.
Alat
yang digunakan untuk uji kekerasan tablet adalah Hardness Tester. Kekerasan tablet dikerjakan untuk sediaan padat (tablet
dan kaplet).
d.
pH
Derajat keasaman atau pH digunakan
untuk menyatakan keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu zat. pH dapat
diukur menggunakan kertas pH universal atau pH meter. Sebuah pH meter terdiri
dari sebuah elektroda yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur
dan menampilkan nilai pH. Elekroda mengukur pH sebagai ion Hidrogen di
sekeliling ujung elektroda tersebut. pH dikerjakan untuk sediaan cair dan semi
padat dengan mencelupkan elektroda ke dalam sampel.
e.
Viskositas
Viskositas atau kekentalan merupakan sifat cairan yang
berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Semakin tinggi kekentalan maka
semakin besar hambatannya. Pada penentuan viskositas, suhu merupakan faktor
penting yang mempengaruhi hasil pengukuran karena viskositas dapat berubah
sesuai suhu. Secara umum viskositas akan menurun dengan naiknya suhu. Viskositas dapat di ukur dengan alat
viskometer. Salah satu contoh viskometer adalah Viscotester.
Viscotester adalah
sebuah viskometer yang mendapatkan nilai viskositas dari sebuah motor silinder
(spindle) yang berputar dengan kecepatan tertentu dalam cairan. Gaya
gesek antara permukaan spindle dengan cairan akan menentukan tingkat viskositas
cairan. Terdapat dua tipe yaitu viscotester
VT-03 F dan viscotester VT-04 F. Viscotester VT-03 F digunakan untuk
mengukur zat cair dengan viskositas rendah (2 – 300 cps), sedangkan viscotester VT-04 F digunakan untuk
mengukur zat cair dengan viskositas tinggi (30 – 400.000 cps). Pengujian
viskositas dilakukan untuk sediaan cair dan semi padat dengan memasukkan
sampel ke dalam wadah (berbentuk
seperti beaker glass), spindle dipasang. Kemudian alat
dihidupkan. Viskositas dapat langsung dibaca pada skala.
f. Volume Terpindahkan
Uji
ini dilakukan sebagai jaminan bahwa larutan oral dalam bentuk sediaan cair yang
dikemas dalam wadah dosis ganda jika dipindahkan dari wadah asli, akan
memberikan volume seperti yang tertera pada etiket. Volume sampel obat sediaan
cair dipindahkan pada gelas ukur yang memiliki ukuran tidak jauh (lebih besar)
dari volume sampel obat.
a. Distribusi Ukuran Partikel
Ukuran
partikel bahan obat padat memiliki peranan penting dalam pembuatan sediaan obat
dan juga terhadap efek terapinya. Pengukuran partikel didasarkan atas
penimbangan residu yang tertinggal pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan
serbuk atau granul pada ayakan dari nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi yang
digerakkan oleh mesin penggetar dengan waktu dan kecepatan tertentu. Istilah
mesh adalah nomor yang menyatakan jumlah lubang tiap inchi.
b.
Bulk and Tapped
Density
Pengujian bulk density
dilakukan dengan menimbang sampel yang berupa serbuk (granul) dengan berat
tertentu kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya.
Sedangkan Tapped density dilakukan dengan
menggunakan sisa hasil bulk density yang diletakkan pada alat Tapped Density Tester yang disetting
dengan jumlah ketukan tertentu (umumnya 1000 ketukan), setelah diketuk, dibaca
volumenya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat komprebilitas atau
kemampatan dari granul yang akan dibuat obat.